Malam ini, dengan diawali sebuah senyuman sederhana dari hati, mencoba bercerita tentang kisah sehari ini yang akhirnya aku simpulkan dengan senyuman tadi.
Sekelompok manusia, sebentuk makhluk yang dikatakan memiliki derajat tertinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya, hari ini memiliki beberapa kisah. Ada cerita tentang seorang teman yang beberapa saat sebelumnya memiliki rencana finansial untuk kenyamanan hidupnya ingin ini dan itu dan tiba-tiba sekarang dalam keadaan tanpa memiliki pekerjaan lagi karena alasan perampingan karyawan di kantornya. Terlihat resah dan putus asa, menggerutu merasa dia bekerja dengan benar dan berhak untuk dipertahankan karena prestasi kerjanya. Ada pula kisah tentang seseorang yang biasanya selalu terlihat ceria dan tertawa sepanjang hidupnya walaupun dirinya memiliki berbagai masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Itu mungkin hanya bagaimana kita membawa diri kita menyikapi masalah tersebut Nas, begitu katanya ketika aku tanya kenapa bisa selalu ceria. Toh dengan bersedih, masalah juga tak akan selesai dengan sendirinya bukan? Iya, jawabku. Tapi hari ini aku lihat dia seperti seseorang yang lelah, exhausted, seakan menyerah dan tak kuat lagi menghadapi masalahnya. Semua keceriaan dan senyum itu hilang, berubah menjadi pandangan kosong dan mulut membisu tetapi di saat bersamaan pikirannya mungkin tengah bekerja keras bertarung tentang keadilan Tuhan. Continue reading